Rabu, 20 Juni 2012

de'noise-karenamu

KARNAMU

Int:  E Am 2x
E          Am                 E              Am     G#
Kasih ada yang berbeda, yang aku rasakan,
C #m                                  B
kau membuat aku berarti,…
E          Am                 E              Am     G#
Bila kau mau mengerti,akan cinta ini,
C #m                                  B
Ku tak ingin engkau pergi.,.

Reef:                                      E                     C#m
          Karna denganmu ku rasa kan,cinta yang ku impikan
                  B                   A
 Slama ini ku nantikan,..

Int:   E          Am                 E              Am     G#
bila semua yang terjadi,akan jadi arti,
  C #m                                  B
         Cinta kita tak bisa terpisah lagi,.
E          Am                 E              Am     G#
         Kamu yang slalu di hati,sadarkan hatiku.,
         C                                         C7
         Kau tak seperti cintaku yang lain.,


Reef:                                      E                      C#m
          Karna denganmu ku rasa kan,cinta yang ku impikan
                  B                   A
Slama ini ku nantikan,..
                         E                                    C#m                               B
Datanglah kau kepadaku,bawa indahnya cintaku untuk diriku
                                A
Buatku terhempas dalam wangi nafasmu.,


Interlude:E C#m B A,
        C#m B A 2X


Bridge:                     C#m           B                          A
 Ku rasakan tulus kasih yang kau berikan
                   C#m                B                A
 Dengan kamu cinta yang ku impikan…..   

Ke reff:1X

Int:
         C#m               B                               A
Cew:        Ku ..ku ingin kau tau semua ini…
                   C#m             B                         A
                    Kamu..yang slalu ada di dalam hati..
       


                 

lagu de'noise sahabat

SAHABAT
Intr:
Int:
   
    Katakan smua apa yang engkau inginkan
   
    Sahabat setia akan bantu mewujudkan

(*)    darimu cinta ku dapatkan

    Engkaulah pelita

    Engkau sahabat ku…
Reff:

    Tegapkan arah…tetaplah berdiri

    Siapkan langkah…bersiap tuk terbang tinggi

    Nyalakan semangatmu…gerak lutut kakimu

    Bersiap hadapi masadepan yang menanjak tinggi
Intr:

Int:
    Jangan menyerah untuk mengejar mimpimu

    Sahabat setia akan wujudkan untukmu
Ke: (*)
Ke: reff 1X
Interlude:
Ke:ke (*)
Ke: reff 2X
Intr:

   

sap

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar    : Swamedikasi
Kode Mata Ajar    : Far 2412B
Beban Kredit    : 1 sks teori
Waktu Pertemuan    : 50 menit
Pertemuan ke                  : 14

A.    TUJUAN
1.    Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir semester, mahasiswa dapat mengetahui obat-obat jerawat,obat-obat jamur dan kutu air,serta obat-obat penurun kolestrol.

2.    Tujuan Instruksional Khusus
a)    Setelah pertemuan ke-14 ini mahasiswa diharapkan akan dapat mengetahui obat-obat jerawat.
b)    Setelah pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menyebutkan dan membedakan obat-obat kutu air dan jamur.
c)    Setelah pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menyebutkan obat-obat penurun kolestrol.
d)    Setelah pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan mengenai pengertian dan peran dari obat-obat jerawat,obat jamur dan kutu air,serta obat penurun kolestrol.
e)    Setelah pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menyelesaikan soal-soal mengenai materi tersebut.

B.    POKOK BAHASAN
Obat –obat jerawat,obat jamur dan kutu air, serta obat penurun kolestrol.

C.    SUB POKOK BAHASAN
a)    Timbulnya jerawat
b)    Menghindari jerawat
c)    Obat yang di gunakan untuk pengobatan jerawat
d)    Terbentuknya jamur
e)    Terjadinya infeksi
f)    Mengobati sendiri infeksi jamur
g)    Pengertian kolestrol
h)    Faktor-faktor yang mempengaruhi kolestrol baik”HDL”
i)    Mencegah kadar kolestrol tinggi

D.    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap    Kegiatan Pembelajaran    Kegiatan Mahasiswa    Media dan Alat Pembelajaran
Pendahuluan    1.    Memberikan salam
2.    Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke-14
3.    Menjelaskan manfaat mempelajari swamedikasi
4.    Menjelaskan kompetensi dalam TIU dan TIK pertemuan ke-14    Mendengarkan dan memperhatikan     -    Microsoft power point
-    PC
-    LCD
Penyajian    5.    Menjelaskan bagaimana timbulnya jerawat
a)    Memberikan Kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang obat-obat golongan sulfonamid
6.    Menjelaskan cara menghindari jerawat.
a)    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang metode penetapan kadar sulfonamid
7.    Menyebutkan obat yang digunakan untuk pengobatan jerawat.
a)    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang perbedaan dari masing-masing metode.
8.    Menjelaskan tentang terbentuknya jamur.
a)    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode.
9.    Menjelaskan bagaimana cara mengobati sendiri infeksi jamur..
a)    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan         tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode.

10.    Menjelaskan pengertian kolesterol.
a)    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode.

11.    Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kolesterol
a)    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode.

12.    Menjelaskan bagaimana mencegah kadar kolesterol tinggi.
a)    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
b)    Menggulirkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain
c)    Memberikan penguatan positif atas jawaban mahasiswa
d)    Menyimpulkan beberapa jawaban mahasiswa tentang keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode.
    Memperhatikan




mempersiapkan pertanyaan dari pokok bahasan yang belum jelas



Berdiskusi tentang pokok bahasan

Memperhatikan

Memberi komentar





Memperhatikan



Memberikan komentar


Memperhatikan



Memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam diskusi

Memberikan komentar


Memperhatikan
dan mempersiapkan pertanyaan dari pokok bahasan yang belum jelas    -    Microsoft power point
-    PC
-    LCD
-    White board
-    spidol
Penutup    13.    Penyaji menyimpulkan materi
14.    Penerapan hasil diskusi
15.    Umpan balik dosen dengan mahasiswa
16.    Memberikan salam penutup    Menjawab pertanyaan

Memperhatikan     -    Microsoft power point
-    PC
-    LCD
-    White board
-    spidol

E.    MATERI
Terlampir

F.    EVALUASI
Evaluasi yang akan dilakukan dengan memberikan test kepada mahasiswa.
I.    Pilihan Ganda


Jawaban :

G.    REFERENSI
1)    Anonim.2012.Materi Kimia Farmasi II.Tim Penyusun. Kendal.


Jumat, 15 Juni 2012

ORIENTASI REALITA


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi
realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya
nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali
tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat
mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya
ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang
realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang
realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan
tempat.
TUJUAN
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu
sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Klien mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.
AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang,
tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas
adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya,
salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.
TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS
Sesi 1.: Pengenalan Orang
Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. pan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Spidol
3. Bola tennis
4. Tape rcorder
5. kaset "dangdut"
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
- memilih klien sesuai dengan indikasi
-membuat kontrak dengan klien
-mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
1. salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2. evaluasi/ validasi
menanyakan perasan klien saat ini.
3. Kontrak
1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
2. terapis menjelaskan atuaran main berikut:
-jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
-Lama kegiatan 45 menit
-Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
1. terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien
2. terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal
3. terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di
depan papan nma yang dibagikan
4. terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
5. terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan
dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien
ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola
tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari
klien yang lain (minimal nama panggilan).
6. Terapis memutar tape recorder dan menghentikan . saat musik
berhenti, klien klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain.
7. Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran.
8. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
1. Evaluasi
1. terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2. tindak lanjut terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai
dengan nama panggilan.
3. kontrak yang akan datang
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi
klien lain.


sirkulasi darah janin


PEMBAHASAN
Sirkulasi Darah Janin
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Dengan tidak berfungsinya mekanisme tersebut,harus terdapat mekanisme yang berfungsi sebagaialat ganti untuk :fadlie.web.id
1. Paru Janin
Terjadi pergantian O2 dengan CO2 melalui plasenta sehinggga paru-paru tidak memerlukan aliran darah
2. Gastro intestinal
Gastro ientestinal yang belum berfungsi sebagaia alat penyerapan nutrisi,maka pembuluh darahnaya belum berfunngsi, kecuali pada janin digunakan untuk tumbuh kembang sendiri.
Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra uterine
antara lain adalah :
  1. Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya akan dialirkan menuju aorta melalui erteria duktus Bothaki
  2. Darah dari vena umbilikal melalui liver langsung menuju vena cava inferior melalui duktus venous aranthi
  3. Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian langsung menuju atrium kiri melalui foramen ovale
  4. Sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta sebagian besar digunakan untuk konsumsi O2 dan nutrisi susunan saraf pusat jantung .
Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin
a. Foramen Ovale
• Lubang antara atrum kanan dan atrium kirifadlie.web.id
• Aliran daranhnya : atrium kanan kiri
• Setelah janin lahir akan menutup
b. Duktus Arteriosus Bothali
• Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
• Menutup setelah lahir
c. Duktus venousus Aranthii
• Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior
• Menutup setelah lahir
d. Vena Umbilcalis
• Berjumlah dua buah
• Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin
e. Arteri Umbilicalis
• Berjumlah dua buah
• Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu
• Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior
f. Palsenta
• Jaringan yang menempel pada endometrium
• Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu .
Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus )
  1. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicaliesyang membawa bahan makanan ang berasal dari ibu .
  2. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin .
  3. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya akan beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena cava hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi O2 menurun .
  4. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebahagian menuju ventrikel kanan dan sebahagian besar menuju atrium kiri melalui foramen ovale.
  5. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah yang tredapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh.fadlie.web.id
  6. Darah ynag berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi sebelumnya darah menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan selanjutnya ke plasenta.
  7. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2 dan nutrisi .
Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir
Pada saat persalinan sebahagian besar bayi langsung menangis maka akan terjadi perubahan besar terhadap sirkulasi darah, diantaranya adalah :
1. Paru-paru berkembang dengan sempurna dan langsung dapat berfungsi untuk pertukaran O2 dan CO2. Akibat perkembangan paru-paru terjadi perubahan sirkulasi darah diantaranya adalah :
  • Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru sehingga ductus arteriosus Bothalli akan menutup .
  • Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif pada atrium kiri,karena drah diserahkan langsung oleh ventrikel kanan dan dialirkan menuju paru-paru yang telah berfungsifadlie.web.id
  • Akibat tekanan negatif pada atrium kanan, foramen ovale akan menutup dengan sendirinya,dan tidak lagi menjadi tempat aliran darah menuju atrium kiri.
2. Pemotongan Tali Pusat
  • Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring sehingga akan menambah jumlah darah bayi sekitar 50 % .
  • Dengan dilkaukannya pemotongan tali pusat berarti perubahan sirkulasi pada bayi telah berubah menjadi sirkulasi orang dewasa.

 
Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu. Sewaktu mudigah tumbuh, pada permulaan yang mempunyai peranan penting dalam memberikan nutrisi ke embrio (pembentukan dan peredaran darah janin) adalah yolk sac, yang hanya berfungsi sampai usia kehamilan 10 minggu.

Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intra uteri, di mana plasenta memegang peranan penting yang menyalurkan darah dari ibu ke janin. Kegagalan fungsi plasenta dapat menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Walaupun organ-organ janin belum berfungsi, peredaran darah janin berfungsi untuk memenuhi nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.

Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.

Mekanisme Peredaran Darah Janin

Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut :

Keterangan gambar :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut yaitu :
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.

Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin

Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :
1. Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru. 













Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan :
1.Plasenta   -   vena umbilicalis   -  hati    -   ductus venosus /vena hepatica    -   vena cava inferior     -    atrium kanan      -      foramen ovale   -   Atrium kiri     -  ventrikel kiri     -    aorta      -    kepala, tangan/ abdomen, thorax, kaki   -     arteri umbilicalis    -   plasenta.
Ini aliran darah yg kaya oksigen.

2.Dari kepala dan tangan     -   vena cava superior      -    atrium kanan    -     ventrikel kanan  -    arteri pulmonalis/ductus arteriosus    -     paru/aorta dorsalis     -     abdomen, thorax, kaki    -    arteri umbilicalis     -   plasenta
Ini adalah peredaran darah yang miskin oksigen. Darah miskin oksigen yang datang ke plasenta mendapat oksigenasi pada villus, sehingga jadi kaya oksigen.

Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan demikian, paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus Botalli tidak berfungsi lsgi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi.

Darah dari vena cava inferior, bersama dari vena cava superior sama-sama masuk atrium kanan dan sama-sama masuk semua ke ventrikel kanan pula. Dari ventrikel kanan semua darah dioksigenasi ke paru, dan tak ada lagi sebagian masuk aorta langsung. Kembali dari paru semua darah masuk atrium kiri, terus ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri semua darah keluar jantung lewat aorta.

Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilicalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan system pencernaan sendiri.

askep trauma ginjal


ASKEP TRAUMA GINJAL
BAB I

KONSEP MEDIS

A.     DEFINISI

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam rudapaksa baik tumpul maupun tajam.

B.     ETIOLOGI

1.    Trauma abdomen.
2.    Trauma punggung.

Mekanisme trauma pada ginjal perlu diperhatikan benar oleh klinis. Berikut adalah mekanisme yang umumnya terjadi pada trauma ginjal;

1.    Trauma tembus
2.    Trauma tumpul
3.    Iatrogenic
4.    Intraoperatif
5.    Lain-lain

C.     KLASIFIKASI

1.    Trauma renal minor mencakup kontusi, hematom dan beberapa laserasi dikorteks ginjal.
2.    Cedera renal mayor mencakup laserasi mayor disertai rupture kapsul ginjal.
3.    Trauma vaskuler (renal kritikal) meliputi laserasi multiple yang parah pada ginjal disertai cedera panda suplay vaskuler ginjal.

Klasifikasi trauma ginjal menurut Sargeant dan Marquadt yang dimodifikasi oleh Federle:

Grade I
Lesi meliputi :

1.    Kontusi ginjal
2.    Minor laserasi korteks dan medula tanpa gangguan pada sistem pelviocalices
3.    Hematom minor dari subcapsular atau perinefron (kadang – kadang)
·      75 – 80 % dari keseluruhan trauma ginjal

Grade II
Lesi meliputi
1.    Laserasi parenkim yang berhubungan dengan tubulus kolektivus sehingga terjadi extravasasi urine
2.    Sering terjadi hematom perinefron
·      Luka yang terjadi biasanya dalam dan meluas sampai ke medulla
·      10 – 15 % dari keseluruhan trauma ginjal

Grade III
Lesi meliputi
1.    Ginjal yang hancur
2.    Trauma pada vaskularisasi pedikel ginjal
·      5 % dari keseluruhan trauma ginjal

Grade IV
Meliputi lesi yang jarang terjadi yaitu:
1.    Avulasi pada ureteropelvic junction
2.    Laserasi pada pelvis renal

D.     PATOFISIOLOGI

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat. Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis. Ginjal yang terletak pada rongga retroperitoneal bagian atas hanya terfiksasi oleh pedikel pembuluh darah serta ureter, sementara masa ginjal melayang bebas dalam bantalan lemak yang berada dalam fascia Gerota. Fascia Gerota sendiri yang efektif dalam mengatasi sejumlah kecil hematom , tidak sempurna dalam perkembangannnya. Kantong fascia ini meluas kebawah sepanjang ureter ,meskipun menyatu pada dinding anterior aorta serta vena cava inferior, namun mudah untuk sobek oleh adanya perdarahan hebat sehingga perdarahan melewati garis tengah dan mengisi rongga retroperitoneal.(Guerriero, 1984). Karena miskinnya fiksasi, ginjal mudah mengalami dislokasi oleh adanya akselerasi maupun deselerasi mendadak, yang bisa menyebabkan trauma seperti avulsi collecting system atau sobekan pada intima arteri renalis sehingga terjadi oklusi parsial maupun komplet pembuluh darah. Sejumlah darah besar dapat terperangkap didalam rongga retroperitoneal sebelum dilakukan stabilisasi. Keadaan ekstrem ini sering terjadi pada pasien yang datang di ruang gawat darurat dengan kondisi stabil sementara terdapat perdarahan retroperitoneal. Korteks ginjal ditutupi kapsul tipis yang cukup kuat. Trauma yang menyebabkan robekan kapsul sehingga menimbulkan perdarahan pada kantong gerota perlu lebih mendapat perhatian dibanding trauma yang tidak menyebabkan robekan pada kapsul. Vena renalis kiri terletak ventral aorta sehingga luka penetrans didaerah ini bisa menyebabkan trauma pada kedua struktur. Karena letaknya yang berdekatan antara pankreas dan pole atas ginjal kiri serta duodenum dengan tepi medial ginjal kanan bisa menyebabkan trauma kombinasi pada pankreas, duodenum dan ginjal.. Anatomi ginjal yang mengalami kelainan seperti hidronefrosis atau tumor maligna lebih mudah mengalami ruptur hanya oleh adanya trauma ringan.(McAninch,2000).

E.     MANIFESTASI KLINIS

1.    Nyeri
2.    Hematuria
3.    Mual dan muntah
4.    Distensi abdomen
5.    Syok akinat trauma multisistem
6.    Nyeri pada bagian punggung
7.    Hematoma di daerah pinggang yang semakin hari semakin besar
8.    Massa di rongga panggul
9.    Ekimosis
10. Laserasi atau luka pada abdomen lateral dan rongga panggul

F.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.    Laboratorium
2.    Plain photo
3.    Intravenous Urography (IVU)
4.    CT Scan
5.    Asteriografi
6.    USG

G.     PENATALAKSANAAN MEDIS

1.    Konservatif
2.    Eksplorasi
a.    Indikasi absolut
b.    Indikasi relatif

H.     KOMPLIKASI

Komplikasi awal terjadi I bulan pertama setelah cedera

1.    Urinoma
2.    Delayed bleeding
3.    Urinary fistula
4.    Abses
5.    Hipertensi

Komplikasi lanjut

1.    Hidronefrosis
2.    Arteriovenous fistula
3.    Piolenofritis

BAB II

KONSEP PERAWATAN

A.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Nyeri akut b/d trauma
2.    Gangguan eliminasi urine b/d trauma
3.    Ketidakefektifan perfusi jaringan; ginjal b/d trauma
4.    Resiko hipertensi b/d infark parenkim renal



B.     INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa nyeri b/d trauma
Tujuan                   : Nyeri dapat terkontrol
Intervensi               :
-      Kaji intensitas nyeri, perhatikan lokasi dan karakteristik
Rasional           :                           hasil pengkajian membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan dan ketidakefektifan analgesik atau menyatakan adanya komplikasi.
-      Bedrest dan atur posisi yang nyaman bagi pasien
Rasional           :                           posisi yang nyaman dapat membantu meminimalkan nyeri.
-      Anjurkan pasien untuk menghindari posisi yang menekan lumbal, daerah trauma.
Rasional           :                           nyeri akut tercetus panda area ginjal oleh penekanan.
-      Lakukan kompres dingin area ekimosis bila tanpa kontra indikasi
Rasional           :                           kompres dingin mengkontriksi vaskuler. 
-      Berikan analgesik sesuai dengan resep
Rasional           :                           analgesic dapat menghilangnkan nyeri dan ketidaknyamanan.

Diagnosa Gangguan eliminasi urine b/d trauma
Tujuan                   : Eliminasi urine cukup atau kembali normal
Intervensi              :
-      Monitor asupan dan keluaran urine
Rasional           :                           hasil monitoring memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi. Contohnya infeksi dan perdarahan.
-      Monitor paralisis ileus (bising usus)
Rasional           :                           Gangguan dalam kembalinya bising usus dapat mengindikasikan adanya komplikasi, contoh peritonitis, obstruksi mekanik.
-      Amankan inspeksi, dan bandingkan setiap specimen urine.
Rasional           :                           berguna untuk mengetahui aliran urine dan hematuria.
-      Lakukan kateterisasi bila diindikasikan.
Rasional           :                           kateterisasi meminimalkan kegiatan berkemih pasien yang kesulitan berkemih manual.
-   Pantau posisi selang drainase dan kantung sehingga memungkinkan ridak terhambatnya aliran urine.
Rasional           :                           hambatan aliran urine memungkinkan terbentuknya tekanan dalam saluran perkremihan, membuat resiko kebocoran dan kerusakan parenkim ginjal.

Diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan; ginjal b/d trauma
Tujuan                   : Mempertahankan fungsi renal agar maksimal
Intervensi              :
-      Kaji tanda-tanda vital
Rasional           :                           pengamatan tanda-tanda vital membantu memutuskan tindakan keperawatan yang tepat.
-      Kolaborasi dalam terapi nutrisi dan vitamin yang tepat
Rasional           :                           keseimbangan diet yang tepat perlu untuk penyembuhan dan regenerasi jaringan.
-      Kaji daerah abdomen, dada dan punggung
Rasional           :                           mengetahui adanya pembengkakan, palpasi massa, edema, ekimosis, perdarahan atau ekstravasasi urine.
-      Beri tanda lingkaran massa dengan pena
Rasional           :                           teknik untuk membandingkan ukuran lanjut.

-      Berikan cairan intra vena
Rasional           :                           terapi intra vena berguna dalam memperbaiki tekanan darah dan perfusi ginjal
-     Monitor hematura
Rasional           :                           hematuria mengidentifikasi perdarahan renal.
-       Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan bila diindikasikan.
Rasional           :                           peningkatan pemasukan cairan membantu pelancaran haluaran urine; menilai faal ginjal.

Diagnosa resiko hipertensi b/d infark parenkim ginjal
Tujuan                   : Untuk meminimalkan resiko/ mencegah hipertensi.
Intervensi              :
-      Awasi denyut jantung, tekanan darah dan CVP
Rasional           :                           Takikardi dan hipertensi terjadi karena (1) Kegagalan ginjal untuk mengekskresi urine, (2) Perubahan fase oliguria,dan atau (3) Perubahan panda system aldosteron rennin-angio tensin.
-      Amati warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler
Rasional           :                           Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi.
-      Berikan lingkungan tenang dan nyaman
Rasional           :                           Lingkungan yang tenang dan nyaman membantu menurunkan ransang simpatis , meningkatkan relaksasi.
-      Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti istirahat ditempat tidur atau kursi, jadwal periode istirahat tanpa gangguan
Rasional           :                           Aktivitas yang minimal dan periode istirahat yang tepat dijadwalkan membantu menghindari stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah.
-      Kolaborasi terapi obat-obatan
          Rasional        :         Inhibitor simpatis dapat menekan pelepasan renin.